Ambon, Pena-Rakyat.com – Senin (02/06/2025) Penjadwalan ulang Kemah Bela Negara Pemuda Maluku Barat Daya (MBD) yang sedianya digelar pada 28 Mei lalu, kini memicu kritik keras dari sejumlah kalangan pemuda. Salah satu suara paling lantang datang dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ambon.
Sekretaris Umum IMM Cabang Ambon Muttaqien Heluth menyebut bahwa kekacauan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut mencerminkan kegagalan total Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku dalam mengelola agenda strategis kepemudaan.
Ini bukan sekadar penjadwalan ulang. Ini cermin dari buruknya manajemen, minimnya transparansi, dan indikasi kuat adanya kepentingan politik di balik sebuah kegiatan yang seharusnya membentuk karakter bela negara pemuda,” tegas Muttaqien kepada awak media, Senin (02/06/2025).
Muttaqien bahkan mendesak Gubernur Maluku untuk segera mencopot Kepala Dispora Maluku, mengingat kredibilitas instansi tersebut dinilai terus merosot.
Kami tidak akan diam melihat pembusukan tata kelola ini. Gubernur harus bersikap. Jika kepala dinas tak mampu menyusun agenda secara profesional, lalu untuk apa posisinya dipertahankan? Ini menyangkut masa depan generasi muda Maluku,”lanjutnya.”
IMM menilai bahwa keputusan menunda kegiatan secara mendadak menunjukkan kurangnya koordinasi dengan peserta, panitia lokal, maupun elemen masyarakat MBD yang terlibat. Bahkan, kata Muttaqien, beberapa peserta telah menyiapkan segala kebutuhan perjalanan sebelum akhirnya kegiatan diumumkan ditunda hanya dua hari jelang pelaksanaan.
Lebih lanjut, ia mengkritik bahwa kegiatan semacam ini kerap kali hanya menjadi panggung simbolik tanpa substansi.
Setiap tahun anggaran dikucurkan untuk program bela negara, tapi nyatanya pelaksanaannya kerap nihil nilai. Pemuda bukan obyek seremoni. Kami bukan penonton dalam panggung retorika pejabat,”tegasnya.”
IMM Cabang Ambon dalam waktu dekat akan melayangkan surat terbuka kepada Gubernur dan DPRD Provinsi Maluku sebagai bentuk sikap resmi. Mereka juga membuka kemungkinan menggelar aksi damai jika tuntutan pencopotan tidak segera direspons. (Hasbi)