Maluku Tengah, Pena-Rakyat. Com – Sabtu (21/06/2025) Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) Cabang Maluku Tengah Ali Paryusemahu angkat suara terkait maraknya pernyataan dan kritik terbuka yang dilontarkan oleh Basyir Tuhepaly dalam beberapa pekan terakhir terhadap sejumlah tokoh publik dan instansi, termasuk Wakil Bupati Maluku Tengah, pihak Pertamina, serta anggota DPRD Provinsi Maluku.
Dalam wawancaranya bersama wartawan, Ali menilai bahwa opini-opini yang disampaikan Basyir Tuhepaly tidak didasarkan pada bukti yang kuat, melainkan hanya narasi politis yang berpotensi mencemari ruang demokrasi dan memecah kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Kritik yang sehat itu berbasis data dan disampaikan melalui jalur yang tepat, bukan asal viralkan opini untuk membentuk persepsi publik. Apa yang disampaikan oleh saudara Basyir sejauh ini lebih banyak asumsi dibanding bukti,” tegas Ali, Sabtu pagi (21/06/2025).
Ali menyayangkan bagaimana isu-isu sensitif seperti distribusi BBM bersubsidi, tuduhan penyalahgunaan jabatan, bahkan persoalan rumah tangga pejabat daerah, dijadikan komoditas retorik yang tak melalui klarifikasi atau konfirmasi kepada pihak-pihak terkait.
“Apalagi tuduhan yang menyentuh wilayah pribadi dan agama. Ini sangat sensitif. Jika benar ada masalah, tempuh jalur hukum. Jangan rusak martabat orang lain dengan opini liar,” tambahnya.
Menurut Ali, SEMMI mendukung penuh setiap upaya pemberantasan korupsi, mafia migas, atau ketidakadilan sosial. Namun semua itu harus dikawal melalui instrumen hukum dan prosedur institusional, bukan melalui selebaran digital atau pemberitaan satu arah.
“Rakyat tidak butuh tontonan drama politik. Rakyat butuh solusi konkret. Kalau memang ada penyimpangan, laporkan. Kalau hanya tuduhan, jangan ganggu stabilitas sosial ,” tutup Ali.
Di akhir wawancara, Ali juga mengajak media massa agar tetap menjunjung tinggi prinsip jurnalisme yang adil, berimbang, dan faktual.
“Media jangan jadi corong satu pihak. Wartawan punya peran penting menjaga nalar publik. Jangan biarkan berita jadi alat framing untuk agenda pribadi,”pungkasnya.” (AT)